Nayara tidak akan luluh hanya karena Devon memberinya perhiasan. Tetapi jika imbalannya adalah program hamil, tentu saja itu membuatnya bisa berpikir kembali tentang rencana perceraiannya. "Kita bicara lagi soal itu di rumah. Ayo pulang!" ujar Nayara sambil melenggang pergi meninggalkan lelaki itu. Devon mengekorinya. "Ta-tapi bagaimana dengan cincinya? Kamu harus memakainya terlebih dulu, sini aku pakein." Devon meraih jemari lentik itu, dan menyematkan cincin bermata merah di jari tengah Nayara. Cup. Ia mengecup jemari itu dengan lembut. "Cantik, pas di kamu." Nayara tidak berkutik, membiarkan tingkah laku suaminya karena yang penting adalah ajakan Devon untuk program hamil, berharap hubungan mereka membaik dan sang suami tidak lagi berhubungan dengan wanita itu. "Sudahlah, ayo k