Mobil memasuki area parkir hutan Mangrove PIK. Setelah mematikan mesin mobil, Tanaka melepas sabuk pengaman, begitu juga aku. Tanganku sudah bergerak ingin membuka pintu mobil, tapi dicegah Tanaka. Aku memandanginya penuh tanya, tapi Tanaka hanya menjawab dengan senyuman lalu keluar lebih dulu. Saat pintu disebelahku terbuka, sekarang barulah aku mengerti. Tanaka mengulurkan tangan yang dibarengi senyuman manis, menurut pandanganku. Dan, dengan senang hati aku menerima. Berasa jadi tuan putri kalau diperlakukan seperti ini. “Sepertinya kita tidak butuh masker. Ini hari kerja, pasti tidak banyak yang ke sini,” ujar Tanaka. “Tapi, nggak ada salahnya dibawa. Buat jaga-jaga.” Kutepuk-tepuk tote bag hitam yang menggantung di bahu kananku. “Ada beberapa roti sama air mineral juga, kali aja ha