Tanaka dan Alka saling bertatapan tajam, kemudian kompak membuang muka sambil berdecih. Aku tersenyum geli melihat keduanya. Dengan inisiatif sendiri, kurangkul mereka dan mengajak berbicara. “Yang akur dulu, dong. Mau pergi ini.” “Lo ngapain pake diantar dia segala, Kim. Gue ada!” Alka nge-gas. Tanaka juga nggak mau kalah. “Kamu cuma teman. Tidak boleh melewati batas. Mia punya saya!” “Sejak kapan, berengsek?! Ngaku-ngaku aja lo!” “Stop stop!” Aku berada di tengah-tengah Alka dan Tanaka, memisah keduanya. “Please, ini di depan bandara. Orang-orang pada natap aneh sama kita.” “Bodo amat! Udah, lo mending pergi sekarang, Kim! Gue enek lihat nih aktor songong!” “Kamu yang seharusnya pergi!” Astaga dua anak TK ini ... aku sampai geleng-geleng kepala nggak habis pikir. “Ka, lo yang war