BAB 45

1217 Kata

Aku baru masuk ke dalam rumah setelah pulang dari sekolahnya Bapak. Tanaka tiba-tiba menarik tanganku lalu membawa ke halaman belakang, mana di dekat kandang ayam lagi. Wajah Tanaka nggak bisa ditebak tapi kepalanya celingukan ke sana kemari. “Kamu ngapain?” tanyaku heran tapi nggak berusaha melepaskan genggaman tangannya. “Jangan bertindak m***m di sini. Ada ayam Bapak, nanti kamu dicakar lagi kalau ngelakuin hal yang macam-macam.” Jakun Tanaka bergerak tanda Tanaka menelan ludah. Sebelumnya Tanaka menatapku beberapa saat kemudian tangan satunya yang bebas merogoh kantong. Terlihat tergesa-gesa dan keherananku semakin bertambah. “Ngapain, sih, Naka? Kamu mencurigakan sekali.” “Diam, Mia!” Nada suara Tanaka terdengar panik dan sedikit membentak. “Jangan bicara dulu, aku sedang gugup. K

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN