Hari kedua setelah mengajar, Agnia tidak langsung pulang melainkan menetap di ruangan dosen. Dia harus berbaur dengan yang lain, sesuai dengan pesan mama dan papanya. Agnia memilih duduk di salah satu kursi, tersenyum ramah pada siapa pun yang sengaja atau pun tak sengaja menatap ke arahnya. Pandangan Agnia teralihkan saat seorang wanita memasuki ruangan dosen. Dia sempat mencari-cari kursi kosong sebelum kemudian berakhir duduk di samping Agnia karena hanya itu satu-satunya kursi yang tersedia. Senyum kecil tersungging di wajahnya, Agnia membalas dengan senyum yang sama. Sepertinya dia dosen, Agnia yakin karena dia duduk di sini. Namun, dia tidak termasuk dalam nama-nama dosen yang harus Agnia hafal selama seminggu sebelumnya. Besar kemungkinan dia juga dosen baru, seperti Agnia. “Agni