Bab 41

1129 Kata

Penghulu sudah duduk siap di hadapan Nawa, dengan tatapan serius yang membuat suasana semakin khidmat. Ruangan itu dipenuhi keheningan, hanya terdengar napas pelan dari orang-orang yang menunggu momen penting ini. Di sisi lain, Alisha Wardani Admojo binti Adi Admojo duduk anggun, namun tangannya yang menggenggam erat jemari ibunya menunjukkan kegugupan yang sulit ia sembunyikan. Nawa, dengan setelan tuxedo putihnya yang sempurna, terlihat tegar. Wajahnya tampak tenang, namun di dalam dadanya bergemuruh emosi yang tak bisa ia abaikan. Pernikahan ini adalah langkah besar baginya—bukan sekadar upacara atau formalitas, tapi sebuah janji baru untuk mencoba lagi, meski hatinya pernah dihancurkan. Pernikahan ini berbeda dari yang pertama. Kali ini, ia berharap, semoga tak ada lagi penghianatan.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN