Nawa masuk ke kamarnya dengan langkah pelan, menutup pintu di belakangnya dan memutar kunci tanpa suara. Tatapannya langsung tertuju pada sosok wanita yang tengah terbaring di ranjang besar mereka. Kamar itu terasa begitu sunyi, hanya ada suara napas teratur Alisha yang menandakan bahwa dia sudah tertidur lelap. Langkahnya mendekat perlahan, seolah takut mengusik ketenangan wanita itu. Pandangan Nawa melembut saat melihat Alisha yang memunggunginya, tubuhnya terbungkus selimut tebal, tapi bagian bahu dan lehernya sedikit terekspos. Keindahan sederhana itu membuat Nawa tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum samar. Dia melepas kemejanya dengan satu gerakan, memperlihatkan tubuh tegapnya yang menyimpan banyak cerita—tentang luka, kehilangan, dan perjuangan. Nawa bukan pria yang mudah m