Dania dan Jhon, yang duduk di sudut ruangan, saling melirik lagi. Keduanya tahu ini bukan sekadar rapat bisnis biasa. Ada sesuatu yang lebih dalam di balik setiap kata yang diucapkan oleh Alisha. Meskipun suasana rapat panas, mereka tetap menjaga profesionalisme. Saat wanita itu kembali melontarkan komentarnya dengan suara manja, jelas ditujukan untuk menarik perhatian Nawasena, Alisha tak bisa lagi menahan kesal. Wanita tersebut berkata dengan nada menggoda, "Mungkin kita bisa mempertimbangkan opsi lain, Pak Nawasena. Terkadang, solusi yang lebih... fleksibel bisa mempercepat proses proyek." Alisha menoleh dengan tatapan dingin, suaranya tegas. "Fleksibel? Maksud Anda, mengorbankan kualitas demi kecepatan?" Wanita itu tersentak, tetapi mencoba mempertahankan senyumnya. "Oh, tentu tida