Kana menghela napas panjang setelah kecupan itu berakhir. Jemarinya masih bertahan di wajah Karel, seolah enggan melepaskan. Matanya menatap gadis itu dengan intens, penuh ketulusan yang begitu nyata. "Aku cuma mau kamu tahu... aku serius sama kamu, Kar," suaranya terdengar rendah, nyaris seperti bisikan. "Aku nggak bisa lagi berpura-pura kalau kita cuma sebatas rekan kerja." Karel terdiam, jantungnya berdetak tak beraturan. Dinding pertahanan yang selama ini dia bangun mulai terasa rapuh. Dia tahu Kana punya perasaan untuknya, tetapi dia tetap mencoba menjaga jarak. Namun, sekarang semuanya terasa lebih nyata. Belum sempat Karel berkata apa-apa, Kana kembali mengecup bibirnya. Lebih berani dari sebelumnya. Bibirnya menekan lembut, tetapi penuh dengan ketulusan yang menyesakkan d**a. Ba

