Nawa merasakan jantungnya berdegup kencang saat mendengar laporan dari Jhon. Pikiran tentang kehilangan Alisha semakin menghimpit dadanya. Dia tidak bisa membiarkan itu terjadi. "Siapkan jet pribadiku. Aku akan pulang menjemputnya di Indonesia sebelum dia benar-benar pergi meninggalkanku!" tegasnya dengan nada penuh determinasi. "Baik, Tuan. Saya segera mengatur semuanya," jawab Jhon, segera melaksanakan perintahnya. Nawa berjalan mondar-mandir di ruangan, perasaannya gelisah dan cemas. Bayangan Alisha yang pergi tanpa dirinya, meninggalkannya begitu saja, membuat dadanya semakin sesak. Dia tahu betapa pentingnya kehadirannya bagi Alisha, terutama saat ini. Setiap langkahnya dipenuhi dengan rasa bersalah yang semakin menumpuk. Dia harus memperbaiki semuanya. Dia akan menjelaskan segala

