Alisha menangis dalam pelukan Mama Tita, sosok yang sangat dia rindukan dan harapkan bisa memberikan ketenangan di tengah badai emosinya. "Ma, Ica capek. Kenapa Ica harus terluka lagi, Ma? Setelah Azil, kenapa sekarang Nawa?" Mama Tita mengelus punggung Alisha dengan lembut, berusaha menenangkan. "Jangan seperti ini, Nak. Semua mungkin hanya salah paham saja. Tidakkah kamu ingin mendengar penjelasan dari suamimu dulu?" Alisha menggelengkan kepalanya, air mata terus mengalir tanpa henti. “Ma, Ica sudah terlalu lelah untuk mendengarkan penjelasan. Kenapa semuanya selalu berakhir dengan rasa sakit? Setelah Azil, aku ingin percaya lagi, tapi kenapa Nawa juga menyakiti Ica?” Mama Tita memeluknya lebih erat, berharap bisa sedikit meringankan beban putrinya. “Ica, kadang kita tidak bisa melih

