Sebelumnya Nawa merasakan adrenalin membakar tubuhnya. Rahangnya mengatup kuat, matanya tajam menatap layar ponsel. Dengan gerakan cepat, dia menelepon Arman. “Arman! Alisha di mana sekarang?!” suaranya meledak, penuh ketegangan. “Tuan, Nona Alisha sedang berada di supermarket. Kami menjaga jarak, tetapi—” “Jaga dia! Pastikan dia pulang ke villa sekarang juga!” bentak Nawa, tidak memberi kesempatan Arman untuk menyelesaikan kalimatnya. “Aku nggak mau ada apa-apa sama dia! Jangan biarkan dia sendirian, paham?!” “Baik, Tuan! Kami akan segera mengantarnya pulang!” suara Arman terdengar tegang, menyadari intensitas kemarahan majikannya. Nawa menutup telepon dengan kasar. Dadanya naik turun, napasnya berat. Dengan tangan yang masih gemetar, dia langsung menelepon Alisha. “Halo, Sayang? K

