Bab 100

1607 Kata

Langkah kaki terdengar bergema di sepanjang lorong besar mansion Admojo yang dihiasi lukisan-lukisan keluarga. Aroma kayu cendana yang khas menyelimuti ruangan, memberi kesan kehangatan meski bangunan ini berdiri megah dan penuh wibawa. Saat Nawa baru saja memasuki rumah itu, suara yang familiar menyapanya dari belakang. "Bang, ngapain di sini?" suara Kana terdengar santai saat ia berpapasan dengan kakak iparnya. Nawa menoleh dan tersenyum kecil. "Ada urusan sama Eyang Kakung." Jawabnya singkat namun jelas. Kana mengangguk paham sebelum bertanya lagi, "Kak Ica?" Nawa tahu persis siapa yang dimaksud. "Alisha masih di kantor. Sepulang dari sini, aku jemput dia." Jawabnya sambil melirik jam tangannya, memastikan jadwalnya masih sesuai. Mereka kemudian berjalan berdampingan menuju ruang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN