"Aku benci denganmu, Kana." Kalimat itu terus keluar dari bibir Karel di tengah isakannya. Wajahnya sembab, mewakili hatinya yang remuk sejak kejadian kemarin. Kejadian itu terus berputar di ingatannya, membuat dadanya semakin sesak. Kana tahu betul Karel menyukainya. Begitu juga Indi, sahabatnya selama tujuh tahun terakhir. Namun keduanya tetap tega melakukan hal yang melukai hati Karel. "Dan kamu, Indi, aku lebih membencimu," gumam Karel lirih. Kemarahan dan kesedihan bercampur dalam hatinya. Rasanya ia ingin melampiaskan semuanya—menampar wajah Indi, bahkan menjambak rambutnya. Namun, perasaan itu ia tahan. Bagaimanapun, Indi pernah menjadi sahabatnya. Pernah. Tapi kini, status itu telah hilang. Bagi Karel, tidak ada lagi hubungan pertemanan di antara mereka. Lebih baik dia yang mund

