"Hei, apa kabar, Shine?" Jantung Shine berdebar kencang, kalimat itu keluar dari mulut seseorang yang sesungguhnya paling ia rindukan di muka bumi ini. Suara lembut itu menyapanya dengan wajah yang paling teduh yang pernah Shine lihat. Seharusnya, Shine tidak perlu menjawab pertanyaan itu dan langsung memeluk pria di depannya dengan erat, melepas kerinduan yang membuncah di dalam dadanya. Seharusnya... Tapi egonya berkata tidak. Ia masih punya harga diri yang tinggi. Ia masih punya rasa marah yang teramat sangat pada Daffa, setelah apa yang telah pria itu lakukan padanya. Shine memilih kembali pada egonya. Ia membuang tatapan ke arah lain. Teman-teman Shine yang tidak tahu menau hubungannya dengan Daffa ikut terdiam, kemudian satu persatu pamit meninggalkan Shine berdua saj