“Mama kenapa, Ma?” Jujur saja Stella semakin panik. Mama mertuanya menangis sekeras-kerasnya. Bahkan, saat Stella terus memanggil-manggil nama ibu kandung Randy itu, sama sekali tidak ada jawaban. Hanya tangis yang semakin menjadi-jadi. “Ma, tolong bilang ada apa?” ucap Stella, entah sudah ke berapa kalinya. “Stella, ya ampuuun….” “Ma, bicaralah pelan-pelan. Coba tenangkan diri Mama dulu.” Akhirnya Stella tidak punya pilihan selain menunggu sampai tangisan mama mertuanya reda. Setelah itu, barulah ia bisa bertanya lebih jauh. Selama beberapa saat masih terdengar tangisan, sampai kemudian mama mertuanya berangsur-angsur tenang. “Maaf meneleponmu malam-malam terlebih dalam keadaan hancur sehancur-hancurnya, padahal seharusnya mama menenangkan diri dulu. Tapi mama tidak bisa seperti itu