Eps. 4 Membujuk Tante

1050 Kata
Senyum ibunya Aries yang terkembang dengan kedatangan Orion, mendadak pudar dengan pertanyaan wanita itu. "Tante, kenapa berita seperti ini nggak ada yang tahu? Bila Aries memang menikah, aku yang harusnya pertama tahu." Nada bicara Orion sedikit meninggi karena terbawa perasaan. Bagaimanapun juga dia tidak rela bila Aries harus menikah dengan Lila. Dia tahu seperti apa background Lila, wanita tidak benar. Selain kekasih Alex, Lila juga pernah menjalin hubungan dengan beberapa lelaki di belakang Alex. Jadi, ini bukan kali pertamanya wanita itu serong. Ibunya Aries, Mawar sampai tersedak salivanya sendiri dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan Orion padanya. Satu pertanyaan belum dia jawab, sudah dapat pertanyaan lagi. Bagaimana dia bisa menjawabnya dengan tenang? "Orion ... masalah pernikahan Aries benar adanya. Aries sendiri mendadak memberitahukannya pada Tante. Jadi aku juga belum memberitahukan pada yang lain." Kening Orion berkerut. Mendadak Mawar bilang? Padahal setahunya Aries bukan seorang pria yang suka mengambil keputusan tergesa-gesa. Dia selalu merencanakan sesuatunya secara terorganisir. "Sejak kapan Tante, Aries menjalin hubungan dengan wanita itu?" "Belum lama ini." Orion sudah duga itu. Lila mungkin hanya bermain-main dengan Aries. Karena memang karakter Lila seperti itu, mudah terpesona pada seorang pria. Mungkin ketertarikan Lila pada Aries hanya bertahan sementara saja. Hati Orion semakin panas terbakar mendengarnya. "Tante, bujuk Aries untuk membatalkan pernikahannya dengan Lila. Dia tidak pantas untuk Aries." Orion meraih lengan Mawar dan meremasnya kuat. "Kenapa?" "Lila bukan wanita yang baik untuk Aries, Tante. Masih banyak wanita lain di luar sana yang lebih pantas untuk Aries. Aku nggak setuju bila dia menikah dengannya." Mawar syok dengan permintaan dadakan Orion. Rasanya dia seperti disudutkan saja sekarang ini. "Lalu dengan siapa Aries harus menikah? Semua wanita menurutmu tidak ada yang cocok bersanding dengan Aries?" Selama ini bila Aries punya kekasih, pria itu selalu mengenalkan kekasihnya pada Orion. Atau paling tidak memberitahunya. Bila sampai tidak dikenalkan dan Orion tahu sendiri, akibatnya fatal. Orion akan marah habis-habisan pada Aries. Selama ini pula sudah banyak deretan wanita yang Orion tolak untuk Aries. "Tante tidak bisa membantumu kali ini, Orion. Sampai kapan dia akan terus menolak wanita? Usianya sudah berapa? Tante juga ingin melihat putra Tante menikah. Tante ingin menimang cucu," jawab Mawar sembari menarik lepas tangannya dari cengkeraman Orion. Orion lebih syok lagi dengan jawaban Mawar yang tidak mau mendukungnya. Padahal selama ini Mawar selalu percaya dan menuruti permintaannya bila itu menyangkut Aries. Tapi kenapa kali ini tidak? Malahan terdengar Mawar mendukung pilihan Aries. Mawar menunduk kecewa. Dia pikir dengan datang kemari dan bicara pada Mawar akan membuatnya tenang karena Mawar bisa membantunya. Nyatanya tebakannya meleset. Mawar tidak bisa membantu. Karena sia-sia datang ke sini, maka Orion pun memutuskan untuk pulang saja. "Orion ... ada apa dengannya?" lirih Mawar menatap punggung Orion yang berlalu pergi dengan wajah sedih. Sekepergian Orion, Aries datang. Terlihat wajah pria itu tegang dengan tulang rahang mengeras. Bahkan dia melepas kasar jas yang menempel di tubuhnya lalu menaruhnya kasar di sofa sembari menghempaskan keras tubuhnya di sana. Di saat yang sama, Mawar masuk ke ruang tengah. Kebetulan sekali dia bertemu putranya di sini. "Orion baru saja dari sini." "Orion?" Aries terkejut. Dia tidak menyangka sepupunya itu akan cepat kemari sehabis memotretnya. "Untuk apa dia datang kemari, Bu?" imbuhnya meski dia yakin alasan kuat Orion datang kemari. Bisa dibilang ini bukan kali pertamanya sepupunya itu merajuk pada Mawar. Sudah banyak kali sampai dia tidak bisa menghitung berapa banyak masalah hidupnya yang diambil alih oleh Orion. "Kamu yakin mau menikah dengan wanita pilihanmu tiga minggu lagi? Kamu sudah pikirkan baik-baik?" Meski Mawar menolak permintaan Orion, tapi sejujurnya dia kepikiran pada perkataan Orion yang menyatakan bila Lila bukanlah wanita baik. Dan itu mengusiknya sekarang. Pernikahan sendiri yang menentukan tanggalnya Aries. Mawar tidak ikut campur, meski menurutnya juga rentang waktunya terlalu cepat setelah kenal dua bulan langsung menuju ke pelaminan. "Apa yang Orion katakan tentang Lila pada Ibu?" Aries yakin Orion telah menjejalkan banyak hal negatif tentang Lila dalam pikiran Mawar hingga membuatnya ragu dan beralih memojokkan dirinya seperti ini. "Tidak, Orion tidak bilang apapun pada Ibu," sangghanya untuk melindungi Orion. Dia tidak mau saja nanti pada akhirnya Aries bersitegang dengan Orion. Itu bisa membuatnya frustasi dan tidak tenang. Aries menatap intens ke dalam mata Mawar, mencoba mencari kebohongan di sana. Sayang, Mawar segera memutuskan pandangan, sehingga Aries tidak bisa mendeteksi. Tapi dia yakin Orion datang kemari pasti untuk membujuk Mawar, seperti yang sudah-sudah hingga hubungannya dengan beberapa wanita selalu kandas di tengah jalan. "Ibu, aku tetap mau menikah dengan Lila. Mengenai gosip atau rumor yang beredar tentangnya di luar sana aku tidak peduli. Cukup aku dan dia saja. Tidak ada lagi orang ketiga di antara kami yang ikut campur," tegas Aries dengan nada tenang seolah tidak terjadi apa-apa meski dalam hatinya bergejolak, gemas dengan tingkah Orion. Mawar hanya bisa mendesau pelan sembari duduk perlahan di kursi, tak berani bicara lagi, takut membuat emosi Aries tersulut. Bila emosinya tersulut dan akhirnya meledak, maka bisa gawat, tidak akan ada yang selamat dari amarah Aries di rumah ini. Semua yang ada di rumah ini termasuk pelayan akan kena imbasnya. Jadi, lebih baik dia cari amannya saja. Di tempat lain. Orion menghentikan mobilnya di depan studio foto. Dia punya studio foto sendiri yang lokasinya terpisah dari rumah. Sengaja dia buat studio foto terpisah dari rumah agar dia bisa konsentrasi saat bekerja di studio, tidak terpikirkan pada masalah lainnya yang bisa memecah konsentrasi dan memengaruhi hasil fotonya. Orion membawa peralatan memotretnya ke dalam studio. Setelah menatanya, dia duduk di depan sebuah meja sembari menaruh kamera di samping tangannya. Wajahnya murung tertunduk setelah upayanya membujuk Mawar gagal. Sekarang rasanya isi kepalanya kusut, bingung mencari ide untuk menggagalkan pernikahan Aries dan Lila. "Aries ... apapun caranya aku akan tetap menggagalkan pernikahanmu dengan Lila. Lihat saja nanti. Jangan panggil aku Orion bila aku tidak bisa menggagalkan pernikahan kalian." Tangan Orion terkepal di meja. Bayangan Aries yang tersenyum sembari menatap mesra Lila kembali terlintas dalam pikirannya yang membuat wajahnya merah padam seketika. "Kenapa aku masih terpikirkan padanya? Padahal aku harus menyelesaikan pekerjaanku sekarang juga." Orion mencoba mengalihkan perhatian daripada hatinya terasa berdenyut nyeri lagi. Dia lantas mengambil kamera yang ada di sampingnya, lalu melihat foto-foto yang sudah diambilnya untuk diedit. Niatnya dia ingin mengerjakan foto Aries belakangan saja, namun entah kenapa, dia terlalu cepat menggulir dan berhenti hingga sampai pada foto sepupunya. "Sialan!" Orion sampai menaruh kembali kamera ke meja karena malas melihat foto Aries.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN