Apartemen lantai 36 diselimuti senyap. Jam dinding berdetak pelan, menjadi satu-satunya suara yang terdengar selain hembusan napas Arya yang berat. Ia duduk di ujung tempat tidur, tangan kirinya masih menggenggam tangan Aulia yang kini tertidur di pangkuannya. Setelah pelukan itu, perempuan itu merosot ke pelukannya seolah mencari tempat perlindungan terakhir dan Arya membiarkannya seolah dia akan kehilangan segalanya dan menyesal bila menolak tangan yang meminta penjagaannya. Mata Arya menatap jendela. Kota begitu hidup di luar sana, tapi dalam ruangan ini, Arya seperti dikurung—oleh rasa bersalah, kelelahan, dan cinta yang tak pernah utuh. Aulia bergerak sedikit, matanya terbuka perlahan. "Maaf... aku ketiduran," bisiknya serak. "Kau butuh istirahat, Sayang," jawab Arya pelan. Aulia

