Bab 39 Kelinci dan Singa Tua

1054 Kata

Pintu terbanting. Arya masuk dan langsung menghempaskan jasnya ke sofa. Diafragmanya masih naik-turun. Bukan karena lelah, melainkan karena takut yang menyamar jadi marah. Jake berdiri di sudut ruangan. Tidak berkata apa-apa. “Aku baru saja makan malam dengan iblis yang bisa membunuhku sambil tersenyum dan tidak ada yang bisa menyelamatkanku,” gumam Arya. “Tuan Aruna maksud anda?” tanya Jake. Arya menatap tajam. “Kalau dia bicara dengan nada seperti itu, berarti dia sudah tahu. Bukan curiga. Tahu.” Jake menunduk. "Anda ingin saya...” “Diam!” bentak Arya. Ia mengusap wajahnya. “Masalahnya bukan hanya Aruna.” Dia meraih ponsel, menghubungi ayahnya. Dalam beberapa detik, panggilan tersambung ke layar video call. Panggilan Video – Ayah Arya, Satriadi Wirawan Pria tua itu duduk di kurs

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN