Bab 64 Sebelum Badai

1020 Kata

Ruang rapat itu kembali hening. Bukan karena duka—melainkan karena ketegangan yang mengendap, menebal seperti kabut sebelum badai. Violet bersandar di kursinya. Wajahnya tetap datar, tapi sorot matanya menangkap seberkas geli dalam senyum Aidan yang penuh kepastian. Di ujung meja, Aulia menunduk. Tangan mungilnya mengepal di balik rok formal. Ia baru saja menyaksikan akhir dari Tikus... dan secara tak langsung, mungkin juga akhir dari Serigala yang diam-diam ia cintai. “Semua pion sudah menerima sinyal,” ujar Violet, tenang. “Tiga hari cukup. Kita hanya butuh pengalih perhatian di hari kedua.” “Aku yang atur itu.” Aulia bicara pelan, nyaris berbisik. “Aku tahu siapa yang bisa kita jadikan kambing hitam.” “Bagus, Rubah.” Aidan meliriknya, lalu berdiri. Jasnya berderak ringan saat ia me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN