Saat senja menyapa, Windy segera kembali ke rumahnya untuk mengambil beberapa barang yang diperlukan. Meninggalkan pekerjaannya dan pulang segera untuk menyambut Reyhan yang diperkirakan akan sampai sebelum senja. Setibanya di dalam, dia terkejut karena kedua orangtuanya sudah ada di sana. "Loh? Ma? Pa? Pulang nggak ngabarin?" Senyum merekah seraya memeluk putri tersayang mereka. Sebenarnya sudah kemarin mereka tiba dan membicarakan perihal pernikahan keduanya. Pelukan itu diakhiri dengan kecup mesra di dahi. "Iya. Kita juga kangen mau ketemu Reyhan," ulas sang papa. Sebentar Windy clingak-clinguk mencari keberadaan Luna. "Luna nggak ikut. Banyak kerjaan di kantor," sambung mamanya, seolah paham akan apa yang ditanyakan Windy. "Serius dia nggak datang? Aku kangen. Anak itu jadi work