Hari pertama pernikahan. Mereka sudah sampai ke rumah Keluarga Pramana untuk membiarkan sang pengantin beristirahat. Saat hendak masuk ke kamar, Papa Pramana menahan lengan Reyhan.
"Kamu bisa ikut Papa ke ruang kerja, Rey?" pintanya.
"Ih, si Papa. Anaknya aja belum ganti baju, udah diajak ngomongin kerjaan," keluh Mama Raya.
"Bentar aja."
Windy hanya mengangguk, membiarkan suaminya itu pergi dan ayah mertuanya. Mungkin ada banyak perihal persiapan Reyhan untuk memasuki Prima Enterprise sebagai direktur perusahaan ternama itu. Berusaha bangkit kembali setelah lama tak menunjukkan taringnya sebab Pramana Zein, selaku CEO tak bisa menaruh konsentrasi penuh karena Arvin.
Di kamarnya, Windy duduk di depan meja rias. Mulai melepas ronce melati dan sanggulan itu hingga membiarkan rambut lega
