Seina kembali di depan ruangan Tristan ketika memastikan putranya masih tertidur. Dia benar-benar semakin khawatir, bahkan air matanya sedari tadi turun karena dia merasa bersalah. Seina terkejut dan langsung menghampiri dokter ketika pintunya sudah terbuka. "Bagaimana keadaannya?" Tanya Seina. "Anda istrinya?" Tanya dokter yang membuat Seina bingung harus menjawab apa. "A-aku, aku calon istrinya." Ucap Seina menggigit bibir bawahnya, entah kenapa dia mengaku sebagai calon istri dari Tristan. "Calon suami anda tidak apa-apa, tapi kepalanya sepertinya terbentur cukup parah, kami masih memeriksanya lebih lanjut, kita tunggu sampai beliau sadar terlebih dahulu. Tapi untuk keseluruhan semuanya baik-baik saja, dan semoga hasilnya nanti juga baik." Kata domter yang membuat Seina bukannya