"Apa?" raut wajah wanita itu langsung berubah tegang ketika mendengar penuturan dari sekretarisnya, dengan mata berkilat tajam ia segera menyabet kertas di tangan sekretarisnya itu dengan tak santai.
"I-iya Bu, saya dapat perintah dari atasan." Jelas sekretarisnya tadi nampak ketakutan.
Rahel sendiri segera menilik serius kertas di tangannya yang tertera perintah untuk perjalanan bisnisnya, ia tentu saja menyipitkan matanya sinis, apa-apaan perintah dadakan tidak jelas ini.
"Katakan aku tidak bisa pergi, lagian setiap hal ada aturannya suruh mereka membaca peraturan kantor dulu!" tegasnya dengan intonasi marah yang tidak bisa dibendung, untuk hal seperti ini seharusnya terdapat persetujuan dari kedua belah pihak apalagi ini juga bukan termasuk dalam lingkup pekerjaannya, selain itu wak
