“Jarang banget kita bisa jalan berdua kayak gini.” ucap Arham. Rena menatap cowok yang duduk di depannya, sekarang mereka ada di sebuah kafe yang tak jauh dari rumah Rena, tatapan Rena lantas beralih pada Vino yang duduk di kursi satunya lagi, seandainya Arham bisa melihat Vino, mungkin mereka akan bertengkar setiap hari. “Kita gak berdua.” Rena menunjuk kursi di sampingnya. “tuh, Vino juga ikut.” tambahnya. “Yang pasti aku gak lihat dia, jadi ya kelihatannya cuman ada kita berdua aja, biarin deh tuh si Vino jadi hantu, bukannya kalau ada tiga orang yang satunya hantu? Nah, dia contohnya.” canda Arham yang tak tau jika dia saat ini tengah di tatap sinis oleh Vino, namun tangan Vino saat akan menjitak kepala Arham, tangannya hanya menembus begitu saja, cowok itu akhirnya hanya bisa mengh