Sore itu hujan turun deras. Untungnya beberapa menit sebelum hujan turun, Rena sudah tiba di rumah diantar oleh Arham. Saat memasuki rumah, terlihat Vino berbaring di sofa menggoyang-goyangkan kaki yang menjuntai. Pupil mata Vino melihat kedatangan Arham dan Rena. Kedua remaja itu masuk, Vino pun lantas bergerak duduk. “Jadi bagaimana?” tanya Vino. Rena menoleh. “Gak berhasil. Yang mau di bantuin milih tutup mulut.” Jawab Rena. Merasa tidak bertanya, Arham melihat arah pandang Rena yang melihat sofa kosong. Ah, pikiran Arham kini sedang membayangkan ada sosok bernama Vino duduk di sana. Rena berjalan menuju kamar. Arham celingukan di rumah Rena, sebenarnya cukup ngeri di rumah sebesar itu sendirian, tapi kenapa Rena berani, ya? Arham berdiri, tadinya ingin menyusul Rena. Tapi, dengan