Ke esokan harinya. Karena hari libur, Arham datang pukul delapan pagi ke rumah Rena untuk pergi bersama ke rumah Sintia. Berhubung Arham dan Sintia adalah tetangga yang rumahnya tidak begitu berjauhan, Arham dan Rena menuju ke rumah Sintia. Setibanya di rumah Sintia, rumah tidak berpagar itu terlihat sepi. Arham melepaskan helm sebelum menyusul Rena yang sudah turun dari boncengan. “Rumahnya sepi banget. Orangnya pada kemana ya?” Arham megacak rambutnya yang pendek. Rena berjalan mendekat. Mengetuk pintu dengan hati-hati sembari mengucap salam agar pemilik rumah keluar. Beberapa kali ketukan, tak kunjung ada jawaban. “Coba biar aku yang panggil.” Arham mendekat, mengetuk pintu dan berseru salam pada pemilik rumah. Sekian menit tak ada jawaban, tapi pintu rumah terbuka dan terlihatlah s