Seharusnya, Kirana menolak saja ketika Pak Damar meminta izin bahkan kepada Anggi terlebih dahulu untuk berbicara kepadanya. Namun sayangnya, semuanya sudah terlanjur berakhir seperti ini. Di saat Kirana yang seharusnya tidak memberikan penjelasan apapun tentang perkataan Simmi tadi karena sudah jelas Pak Damar tak berhak sedikitpun tahu apapun tentang Kirana, tapi lelaki itu terlihat lebih memaksa sekarang. “Apa kamu menolak saya demi pemuda yang belum terlihat masa depannya seperti itu, Kirana?! Apa kamu tidak bisa melihat?” Kirana masih diam saja dengan kepala tegak, tapi tatapannya bukan terarah kepada Pak Damar. “Ada apa dengan kamu?!” Pak Damar menengadah dengan berkacak pinggang tidak percaya mendengar hal seperti tadi. Ini benar-benar jauh dari apa yang pernah dirinya pikirkan

