Jika Kirana berpikir bahwa suaminya adalah seorang lelaki yang hanya pintar menggertak, maka Kirana salah besar. Suaminya bukan anak kecil yang bisa didikte seenaknya. Dia bukan lelaki bodoh yang asal iya-iya saja tanpa memikirkan dampak ke depannya seperti apa. Suaminya bukan pemuda kemarin sore yang hanya pintar bermain kata tanpa bukti. Namun, lelaki itu adalah sosok dewasa yang tanpa bicara langsung memberikan bukti nyata. Kirana salah besar jika terus-terusan menguji kesabarannya. Pak Damar juga manusia biasa. Beliau mengakui jika dirinya lemah dalam permainan kesabaran. Jika orang-orang di luar sana memiliki kesabaran seluas samudera yang tak terbatas, maka Pak Damar masih memiliki keterbatasan itu. Beberapa waktu ini, lelaki itu sudah mencoba untuk sabar menghadapi semua ujian

