Anggi tertegun tatkala Pak Damar yang tak lain dan tak bukan adalah calon suaminya sendiri sibuk dengan laptop yang ada di depannya sedari datang hingga satu jam berlalu. Ingin menegur, Anggi merasa tidak enak hati sendiri. Ingin membiarkan saja, rasanya juga tidak tega melihat Pak Damar memfotsir dirinya sendiri sampai seperti itu. Ah, mungkin kalau orang lain yang melakukan apa yang Pak Damar lakukan, Anggi tidak akan merasakan apa-apa. Hanya saja, melihat Pak Damar melakukan itu semua, Anggi hanya merasa kalau Pak Damar sedang ada dalam kesulitan. Padahal, Anggi sudah terbiasa melihat orang disekitarnya sibuk sedari dulu. Dirinya sendiri juga begitu. Sehari bisa hanya tertidur beberapa jam kalau mata kuliahnya padat dan tentu saja ada praktik sementara jadwal mata kuliah yang ada tuga

