Kamis pagi dimana memang jadwal mata kuliah Pak Damar berlangsung. Seperti biasa, mahasiswa-mahasiswi berangkat lebih pagi karena berbagai alasan. Pertama, karena memang ingin menghargai. Kedua, karena takut terlambat dan ketiga, karena memang sudah terbiasa disiplin jadi mau berangkat siang pun, pagi-pagi sudah siap. Sudah bersih. Sudah rapi. Sudah wangi hingga jarak lima meter pun sudah tercium bau semerbak minyak wanginya yang membuat sakit kepala. Tidak seperti biasanya, Pak Damar terlambat lima belas menit dari waktu yang seharusnya. Wajah beliau terlihat tidak bersahabat. Memang benar sudah sedari dulu wajah Pak Damar itu ya memang begitu dingin. Hanya saja, wajah beliau nampak mengerikan hari ini. Faisal yang tadi hendak menyapanya saja tidak berani waktu pertama kali masuk ke dal

