… Beberapa menit kemudian., Caca terus memeluk pria yang ia rindui selama beberapa hari terakhir. Meski tanpa sehelai benang, tidak membuat Caca risih memeluk pria yang tubuhnya sudah sangat lengket ini. Mereka berdua masih menikmati waktu bersama, bersandar pada sandaran ranjang sambil menonton layar televisi yang ada di hadapan mereka, sedikit berjarak dari ranjang. Aiyaz terus memeluk posesif Caca, membiarkan wanitanya itu polos, sebab dia sangat suka itu. “Kau mau minum, Baby?” gumam Aiyaz bertanya sambil mengusap lembut lengan kiri Caca yang melingkar di pinggangnya. Caca menjawabnya hanya dengan gelengan kepala saja. Dia membiarkan Aiyaz mengecup puncak kepalanya berulang kali. Entah kenapa, dia merasa sangat dihargai bila pria ini selalu ber