..**.. Sejak hari itu, Aiyaz kembali bersikap normal terhadap Caca. Dia berusaha untuk merubah sikapnya yang kekanakan, yang tidak disukai oleh wanitanya. Mungkin bisa dibilang egois, sebab Aiyaz tidak pernah mau tahu jika saja Caca lelah dengan semua kemauannya kapanpun tanpa melihat kondisi. Tapi Aiyaz sendiri juga tidak bisa mengontrol emosinya dikala penat. Apalagi keadaan keluarganya semakin miris. Ia semakin tertekan sebab beban di pundaknya sudah penuh. Mungkin tidak hanya dia, tetapi juga ketiga saudaranya yang lain terutama Abang tertua mereka, Arash Rajaswa Althaf. Masalah di keluarga mereka semakin hari, kian memburuk. Aiyaz bersyukur karena Caca sangat memahami kondisinya. Caca membantu untuk memberi pemahaman ter