Langit & Rancana Buruk

1148 Kata

Sesekali Dina masih meneteskan air mata. Sedangkan Dion yang duduk di sebelahnya hanya diam tak bersuara. Angin yang bertiup cukup kencang sesekali membuat rambut keduanya berkibar. Kala angin datang, mata keduanya juga menyipit. Rupanya mereka berdua masih berada di lokasi sekolah, tepatnya di atas gedung laboratorium Bahasa. Gedung laboratorium Bahasa akan dibangun menjadi dua tingkat, namun belum dilanjutkan pembangunannya. Jadi saat ini caon lantai dua itu hanya berupa atap yangterbuat dari beton. Dion kemudian melirik Dina yang masih menangis. Sebenarnya Dion mendengar keributan antara Dina dan Bagas. Dia hendak keluar dari kelas, tapi ternyata Dina dan Bagas sedang berdebat di lorong kelas itu dan Dion juga mendengar Dina saat ia meminta putus dari Bagas. Dina mengembuskan napas

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN