Andri tersenyum senang. Matanya sangat berbinar karena bisa bertemu lagi dengan Dina. Andri tak bisa mengalihkan pandangannya dari Dina. Juga seolah tidak rela berpisah dengan guru kesayangannya itu. "Nanti kamu hubungi saja, saya." Dina bermaksud mengakhiri obrolan dan pergi. "T-tunggu, Bu!" Andri berusaha mencegah. "Iya. Apa ada lagi yang mau kamu tanyakan?" Andri meneguk ludah, lalu menatap Dina lekat-lekat. "Bu Dina baik-baik saja, kan?" Hening. Pertanyaan itu membuat Dina tertegun. Andri adalah orang pertama yang bertanya seperti itu, setelah semua drama melelahkan yang kini tercipta. Tatapan mata berubah nanar. Seiring dengan aura kesedihan yang tergurat di wajahnya. "Bu Dina!" sergah Andri. Dina tersadar, lalu memaksakan bibirnya untuk tersenyum. "Ah, tentu saya baik-baik