Pagi datang menjelang. Dion terbangun dengan sekujur tubuh yang terasa remuk. Lelaki itu menguap lebar sebentar sambil meregangkan otot lehernya. Setelahnya tatapan Dion beralih ke sofa. Dia melihat Dina yang masih terlelap dengan posisi tubuh membelakangi Dion. Sejenak Dion tertegun, tapi hanya sekejab saja. Dia lekas meluncur bangun dari kasurnya, menyambar sebuah handuk lalu keluar kamar untuk mandi. Sebenarnya di dalam kamar itu sudah ada kamar mandi pribadi. Hanya saja, proses renovasinya belum sepenuhnya selesai. Aliran air belum masuk ke sana. Ridwan sudah pernah membicarakan hal itu. Bermaksud untuk melanjutkan proses renovasi, tapi Dion meminta sang papa untuk menundanya. Dion berdalih bahwa toilet di dalam kamar bukanlah sesuatu yang mendesak. Mengatakan pada Ridwan bahwa nanti d