Uuuh! Betapa sakit kejantanan Dantheo saat tanpa sengaja tertendang oleh istrinya yang sedang mengigau tidak jelas. Ia meremas kelaki-lakiannya sambil menyentuhkan lutut ke perut, meringkuk seperti bayi di dalam kandungan ibunya.
Napas lelaki itu terengah hebat, wajah merah padam. Ia sampai berkeringat menahan sakit akibat tendangan kencang. ‘Apa yang dia impikan? Apa dia sedang bermimpi menendang gajah atau bagaimana? f*****g s**t!’
Mafia kejam yang ditakuti musuh hanya bisa menjerit tertahan dalam hati akibat perilaku absurd sang istri. Mungkin Zalma memang bermimpi menendang gajah, berakhir dengan gajah sang suami yang ditendang.
Dantheo meliuk-liuk di atas ranjang, menahan rasa nyeri. Demi segala bulan dan bintang, ingin sekali dia membangunkan Zalma dari tidur, lalu mengamuk mungkin sedikit mencekik. Berbuat itu supaya sadar betapa meresahkannya sang Princess kalau sedang tidur lelap.
Namun, ia tidak berbuat apa-apa selain memegangi kejantanan hingga sekian menit ke depan, hingga rasa nyeri perlahan berkurang.
Dantheo duduk di tepi ranjang setelah lambang kelaki-lakiannya mulai tak terasa nyeri seperti semula. Ia tatap Zalma yang masih tertidur nyenyak tanpa sadar sama sekali apa yang sudah diperbuat. Berkali-kali menghela panjang serta berat, tak percaya dia harus berbagi ranjang dengan wanita pirang tersebut.
“f**k!” desisnya, lalu merebahkan diri. Sesaat berpikir bagaimana caranya supaya kejantanan tak lagi ditendang kencang.
Ia kemudian mengambil bantal dan diletakkan di atas pinggul, menutupi area kelaki-lakian. Dengan begitu, saat Zalma mengigau dan menendang lagi dia akan aman dari rasa nyeri.
Menoleh ke kanan, memandangi tali tampar pembatas serta paras cantik di sebelahnya, Dantheo bertanya pada diri sendiri. ‘Apa yang membuat hubunganmu kandas? Kamu cantik, kamu putri orang terkaya di Eropa, kenapa lelaki itu mengakhiri hubungan denganmu?’
Mendadak, Zalma bergerak lagi!
Dantheo sudah bersiap!
Ternyata, bukan tendangan yang terjadi, melainkan pelukan seperti malam pertama. Pipi Zalma rebah di lengan kekarnya, lalu jemari sang wanita merengkuh pinggangnya.
Bahkan, kaki Princess menumpang pada bantal yang diletakkan di atas perut suaminya. Benar-benar Dantheo dijadikan guling hidup malam ini oleh Zalma.
‘Besok pagi, kamu akan mengamuk lagi pasti karena aku sudah memelukmu?’ geleng Dantheo, tetapi membiarkan saja wanita itu memeluknya.
Dan sama seperti kemarin, ia menggerakkan lengan hingga merangkul punggung sang istri. Wajah Zalma kini rebah di atas d**a bidang hangat tak tertutupi pakaian.
‘Aku pegangi saja kamu sampai pagi supaya tidak mengingau dan bermimpi menendang gajah lagi. s**t! Awas, ya, kalau kamu menendang kejantananku lagi, akan kuikat kakimu setiap malam!’ ancamnya dalam hati.
***
Keesokan pagi, Zalma bangun terlebih dahulu karena alarm-nya berbunyi sayup-sayup di sebelah ranjang. Ia membuka mata perlahan, mengerjap, dan mendapati dirinya sekali lagi ada di pelukan sang suami.
‘The f**k!’ pekik Nyonya Muda Lycenzo dalam hati, reflek melepaskan diri dari dekap hangat Dantheo.
Ia ingin berteriak nyaring, bertanya kenapa dia lagi-lagi bangun dalam peluk erat, tetapi niat itu segera dikurungkan dalam hati. Napas terengah, wajah bertanya-tanya, tetapi mulut terkunci rapat.
Sepertinya karena Dantheo masih nampak terlelap, ia merasa bingung dan sungkan sendiri kalau harus berteriak seperti pertama. Khawatir membagunkan, membuat kaget.
'Sudahlah, yang jelas seperti kata Crysler tidak mungkin dia membius dan memerkosa diriku! Mungkin tadi malam kami sama-sama tak sengaja berdekatan?’
‘Orang tidur terkadang suka bergerak sendiri, bukan? Saat aku di Shifu Thien, teman-teman bilang aku suka berputar kalau tidur. Nah, mungkin Dantheo juGabrielgitu. Mungkin dia tanpa sadar bergerak memelukku?’
Padahal, dia sendiri yang bergerak berputar, menendang, dan memeluk.
‘Dia seperti sedang lelap nyenyak, kasihan kalau kuteriaki lagi. Sudahlah, aku pura-pura tidak tahu saja. Nanti malam akan kubangun barikade dari bantal dan guling di tengah kasur supaya dia tidak melanggar batas!’ ide Zalma merasa paling cemerlang.
Padahal, dia sendiri yang melanggar batas.
Perlahan, wanita cantik berambut pirang turun dari atas ranjang. Dengan berjingkat, ia berjalan menuju kamar pakaian untuk mengambil perlengkapan mandi, bersiap untuk pergi ke kantor.
Setelah Zalma memasuki kamar mandi, lalu terdengar suara shower, mendadak mata Dantheo terbuka. Di mana pandang langsung lekat menatap pintu kamar mandi.
‘Kenapa dia diam saja saat bangun dalam pelukanku? Kemarin dia berteriak mengamuk saat bangun dalam dekapanku. Kenapa sekarang dia tidak bersuara sama sekali?’
Astaga, ternyata sejak tadi alarm ponsel Zalma berbunyi, lelaki itu sudah bangun, tetapi tetap memejamkan mata dan pura-pura tertidur untuk mengetes apakah istrinya akan mengamuk atau tidak.
Ternyata, tidak ada amukan ….
‘Apa dia mulai suka tidur dalam dekapanku?’
***
Di kantor, Zalma sedang rapat untuk persiapan terakhir sebelum besok menghadiri peresmian acara kerja sama.
Barbara mendekat sambil membawa sebuah kotak berbahan kayu mewah. Warna kotaknya cokelat tua dengan bagian atas terbuat dari kaca tembus pandang. “Souvenir kerja sama untuk pihak Civitale Investment sudah siap, Nona Zalma.”
Wajah Zalma sumringah menerima kotak tersebut. Ia berkata pada para direktur yang hadir di ruangan tersebut sambil mengeluarkan sebuah hiasan mewah super mahal.
“Aku mau tahu pendapat kalian terhadap souvenir ini. Bagus atau tidak?”
Senyum di bibir merah tuanya merekah saat memperlihatkan sebuah patung kecil setinggi 15 sentimeter. Ada dua naga terbuat dari emas murni berwarna kuning sedang saling berhadapan.
Bagian kepala naga dihiasi bongkahan mungil berlian. Khusus di bagian mata menggunakan batu permata ruby berwarna merah berkualitas premium. Batu jenis ini adalah salah satu batu permata termahal di dunia.
Di bagian tengah, di antara kedua naga tersebut terdapat bola dunia terbuat dari jenis Giok Kekaisaran berwarna hijau. Juga merupakan salah satu batu giok termahal di dunia.
Sepertinya Zalma tidak main-main menunjukkan keseriusannya dalam kerja sama ini. Meski perusahaannya yang mendapat dana segar dari Civitale Investment untuk melalukan berbagai ekpsansi, tetapi ia juga ingin menunjukkan kekuatan ekonomi yang dimiliki secara pribadi.
“Keluargaku selalu percaya bahwa naga adalah simbol kejayaan serta keberuntungan,” ucap Zalma memamerkan souvenir yang sudah ia pesan dari jauh hari.
Tentu saja! Keluarganya dikenal oleh dunia hitam sebagai House Of Yan. Tak ada yang berani bermain dengan keluarganya.
“Dua naga emas ini berarti kita dan Civitale Investment. Dua kekuatan bertemu dalam sebuah kerjasama untuk menguasai pasar dunia. Kalian lihat cengkeraman kuku naga merengkuh bola dunia, itu artinya kita akan mencengkeram pasar.”
Para direktur bertepuk tangan sambil berkata, “Sebuah simbol kerja sama yang luar biasa hebat, Nona Zalma. Makna yang ada padanya, bahan emas serta berlian, semuanya sempurna!” ucap direktur keuangan mengacungkan dua ibu jari.
Zalma tersenyum sendu, lalu memandangi hadiah yang sudah dipersiapkan. “Ya, memang bagus sekali maknanya, bukan? Souvenir ini dulu …,” hentinya sesaat, menahan lirih dalam batin.
“Jadi, yah, begitulah, memang maknanya sangat bagus!” pungkasnya menahan sebuah asa terhanyut. “Aku akan memberikannya langsung pada pemilik Civitale Investment sambil menjelaskan maknanya. Dia pasti akan sangat menyukainya!”
Mampukah dia memberikan souvenir itu pada Alex? Mampukah dia berbicara apa pun kepada Alex saat peresmian kerja sama nanti?
***
Sementara itu di kantor Civitale Investment, Alex juga sedang melakukan rapat persiapan terakhir sebelum besok sore menemui pemilik Esential Plus dan meresmikan kerja sama. Salah satu direkturnya membawa sebuah kotak berbahan kayu berwarna merah.
“Ini adalah souvenir yang sudah Anda pesan kemarin, Tuan Alex.”
Mengeluarkan dari dalam kotak, lelaki berambut cokelat terang tersebut menunjukkan kepada anak buahnya apa yang sudah dia persiapkan.
Sebuah replika miniatur kendaraan Lamborghini Veneno Roadster ia pamerkan pada para direktur. Bagian body mobil terbuat dari kristal Swarovski Scarlet berwarna merah. Pada bagian lampu mobil dua buah diisi dengan berlian grade terbaik.
“Lamborghini Dark Roadster adalah kendaraan yang paling aku sayangi selama ini. Kendaraan yang langka karena hanya ada 9 di dunia dan harganya sekitar 4 juta Dollar. Kendaraan ini merupakan simbol kekayaan, kejayaan, serta keberuntungan bagiku.”
“Dulu, aku sering menjadi juara saat balapan dragrace menggunakan mobil tersebut. Mobil ini juga memiliki kecepatan luar biasa.”
“Secara keseluruhan, aku memberinya makna bahwa kerja sama dengan Esential Plus adalah sesuatu yang langka, tetapi kuyakini akan mendatangkan kejayaan, kekayaan, serta keberuntungan seperti yang selama ini ada padaku.”
“Di mana kesukesan menuju kejayaan terjadi dalam waktu yang sangat cepat, secepat si Cantik ini mencapai kecepatan 100 km/jam hanya dalam hitungan tidka lebih dari lima detik.”
“Di bagian plat mobilnya aku beri emas putih bertuliskan tulisan EPIC. Singkatan dari Esential Plus Investment Civitale. Di mana kita semua juga tahu arti dari kata epic adalah sesuatu yang sangat luar biasa bagus, jaya. Jadi, itulah maknanya.”
“Bagaimana menurut kalian? Apakah menurut kalian makna ini akan disukai oleh pemilik Esential Plus?” senyum Alex mengakhiri penjelasan.
Anak buahnya bertepuk tangan sambil menyeru, memuji makna yang ada di balik Lamborghini Veneno Roadster tersebut. “Saya yakin pemilik Civitale akan menyukai hadiah dari Anda, Tuan Besar Stormstone.”
“Hadiah yang Anda berikan memiliki sentuhan pribadi karena kendaraan itu adalah milik Anda. Saya yakin pemilik Esential Plus akan senang menerimanya karena hadiah itu berarti dibuat dengan hati.”
Alex sumringah, “Ya, kamu benar. Hadiah ini memang kubuat dengan hati karena waktu itu aku membuat desain ini saat …,” hentinya begitu saja tak melanjutkan kalimat.
Dada sang lelaki bergemuruh sedikit, tetapi cepat ia kurung rasa itu dan melanjutkan pembicaraan. “Aku membuatnya memang dengan hati. Saat itu aku sungguh bersemangat dengan kerja sama yang kuyakini akan memberikan keuntungan berlipat pada perusahaan kita.”
Senyumnya terlihat lirih di antara tepuk tangan serta pujian para direktur.
Ketika nanti dia memberikan hadiah ini untuk Zalma, mampukah dia berbicara lancar seperti saat ini?
Mengingat wanita yang paling lama menaiki Lamborghini Dark Roadster itu adalah sang wanita cantik berambut pirang tersebut ….
***
Pulang dari kantor, hari sudah gelap. Zalma bertemu dengan ibu mertuanya di lorong depan tangga.
“Mommy sudah membuat janji terapis pernikahan untukmu dan Dantheo. Kalian akan mulai menemuinya hari Rabu minggu depan, jam satu siang. Alamat dan nomor telepon psikiater-nya sudah Mommy berikan pada Dantheo,” ucap Anya tersenyum lebar.
Zalma memaksa diri untuk ikut tersenyum lebar meski dalam hati merasa hal ini adalah sesuatu yang sangat absurd. Orang pergi ke konsultan pernikahan untuk mempertahankan pernikahan, untuk mempertahankan cinta yang pernah ada.
Sementara dia dan Dantheo pergi ke konsultan pernikahan justru untuk memulai cinta dan memulai pernikahan. Tidak ada yang dipertahankan selain keinginan agar harta mereka tidak dibagi-bagi dalam bentuk harga goni-gini.
“Baik, Mommy. Terima kasih atas bantuannya.” Jawaban yang diberikan adalah jawaban yang sangat normatif.
Anya merengkuh pundak menantunya, lalu berbicara lembut. “Saat Mommy menikahi Daddy Stevan, tidak ada cinta sedikit pun di antara kami. Sesaat sebelum pernikahan, Mommy justru melemparnya dengan sepatu boot!”
Mata Zalma mendelik, “Haaa? Melemparnya dengan sepatu boot?” Ia jadi berpikir kenapa ibu mertuanya ini sedikit banyak seperti dia?
Anya terkikik, lalu mengangguk. “Ya, ceritanya panjang. Saat sudah menikah, Mommy juGabrielrtengkar saja dengan Daddy Stevan. Dia adalah orang yang sengat keras, tetapi begitu pula Mommy. Jadi, kami hanya terus adu mulut.”
“Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, seiring kebersamaan kami di atas ranjang yang sama, semua itu berubah. Cinta mulai datang bersemi meski banyak tragedi mengiringi.”
“Mommy minta kamu bersabar dengan Dantheo, ya? Dia terkadang bisa sekeras ayahnya. Saat itu terjadi, Mommy minta kamu bersabar padanya. Biarkan hatimu terbuka untuk kemungkinan cinta yang tumbuh di antara kalian berdua. Bisakah kamu melakukannya?”
Zalma menghela lirih, berusaha menjawab sebaik mungkin. “Uhm, sejauh ini Dantheo bersikap baik padaku. Dia tidak pernah mengamuk atau memperlihatkan sifat kerasnya padaku. Kalau boleh jujur, dia jarang bicara padaku.”
“Iyakah? Ya, sebenarnya memang dia tidak banyak omong. Tapi, dia sungguh tidak pernah mengasarimu, ‘kan?” kulik Anya.
Zalma menggeleng, “Tidak, Dantheo tidak pernah berbuat kasar apa pun padaku meski aku sering mengomel padanya karena hal-hal kecil. Dia lebih banyak diam,” kekehnya.
Anya kembali terkejut, “Sungguh? Padahal, biasanya dia paling tidak suka diomeli kecuali oleh Mommy dan Daddy Stevan. Ah, baguslah kalau dia tidak berbuat kasar padamu.”
Princess cantik lanjut berucap, “Dan untuk masalah cinta bersemi, aku tidak bisa berkata apa-apa selain biarkan semua berjalan apa adanya, Mommy. Lagi, kalau boleh jujur, aku sedang tidak ingin terlibat dalam masalah cinta setelah hubunganku terakhir kandas begitu saja.”
“But, seperti kataku tadi, biarkan semua berjalan apa adanya. Aku sungguh berterima kasih atas perhatian serta kasih sayang Mommy selama aku tinggal di sini. Aku merasa berada di rumah dengan kasih sayang Mommy Vivan.”
Anya tertawa pelan, lalu mengangguk. “Semoga aku bisa terus memberikanmu kasih sayang seorang ibu hingga selamanya, ya?”
Ia membelai dua pipi Zalma, kemudian melangkah pergi. “Mommy akan ke rumah Ronald untuk melihat persiapan pesta ulang tahun pernikahannya besok. Bye!”
“Bye, Mommy!” angguk Zalma.
Selesai berbicara dengan ibu mertuanya, Zalma melangkah masuk ke dalam kamar. Menengok kanan dan kiri, tidak terlihat tanda-tanda sang suami ada di dalam kamar.
Merasa harinya sudah cukup melelahkan dengan segala beban kerja, ia ingin berendam di bath tub menggunakan air hangat serta essence oil dan lilin aromaterapi yang tadi ia beli saat perjalanan pulang.
Meletakkan tas Prada-nya di atas meja, melepas stiletto dengan hak setinggi 7 sentimeter, lalu ia melepas blazer berwarna biru langit yang ia kenakan. Langkah kemudian diayun menuju kamar mandi.
Jemari berlapis pewarna kuku berwarna ungu muda melepas satu per satu kancing baju sutranya. Ia letakkan hem lengan pendek di atas wastafel. Kemudian, jemari lanjut menurunkan resleting rok di bagian b****g.
Dengan cekatan ia memelorot rok span-nya ke atas lantai. Menjumput dengan kaki, meraih dengan jemari kanan, lalu meletakkan bertumpuk hem di atas wastafel.
Sekarang, ia hanya mengenakan baju dalam saja. Sebuah setelan bra dan celana dalam merek Victoria’s Secret berwarna merah tua terang menyala.
Mendadak, hidungnya baru menyadari sesuatu. Ada bau …
‘Kenapa ada bau asap rokok di kamar mandi ini?’
Masih berpikir dan bertanya-tanya, mendadak dari arah bath tub ada suara berat mendayu berucap.
“Terima kasih atas pemandangan indah ini, Princess.”
Dantheo sedang berendam di bath tub, tersenyum nakal, sambil mengepulkan asap rokok putih ke udara. Matanya tak berkedip menatap raga molek penuh kesempurnaan sang istri.
Apalagi, baju dalam Zalma berwarna merah terang menyala. Sungguh ini memang pemandangan indah bagi lelaki mana pun.
Mata Zalma mendelik dan suaranya memekik tinggi.
“YOU FUUUCKING SHIIIIT!”