Panggilan Leo terhubung pada Rana. Jantung Leo berdegub kencang sekali, dia sedikit gugup dan tidak tahu harus berbicara bagaimana dengan Rana saat Rana mengangkatnya. Rana mengangkan telepon Leo. Leo sedikit gugup berbicara dengan Rana. “Hallo ini siapa?” sapa Rana. “Hallo Assalamualikum, Ibu,” ucap Leo. “Leo....” Rana berkata lirih, tapi Leo masih mendengar ucapan Rana itu. Rana terdiam sejenak, pikirannya ke mana-mana, karena suara yang meneleponnya seperti suara Leo, orang yang ia cintai. Leo pun terdiam sejenak. Rasanya sakit sekali hatinya, sakit bercampur sedih dan bahagia, bisa mendengar suara Rana, wanita yang ia cintai, namun sudah terlampau membenci dirinya. “Ya Allah, terima kasih, sudah memberiku kesempatan untuk mendengar suara Zahrana lagi. Sungguh aku merindukan suara