“Kamu malah bantuin Ayesha, padahal aku jauh lebih membutuhkan bantuanmu,” gondok Ashel. “Jadi ceritanya kamu marah, nih?” Fariz kembali menyeruput kopi panasnya. Rotinya sudah habis. “Enggak. Untuk apa aku marah sama orang berhati batu kayak kamu.” Akhirnya kekesalan Ashel meluap juga. Habisnya sejak tadi Fariz terlihat cuek. “Shel, aku udah coba baik-baikin kamu ya sejak tadi. Hubungan kita terasa dingin dan aku coba untuk mengembalikan kehangatan, tapi begini sambutanmu?” tukas Fariz dengan nada mulai tidak bersahabat. Tatapannya juga tajam. “Sejak awal hubungan kita emang udah dingin, dan emang selalu dingin. Kenapa kamu baru nyadar sekarang? Aku nggak menuntut cintamu ke aku, aku hanya menuntut perhatian dan keperdulianmu. Seseorang nggak perlu memiliki rasa cinta untuk b

