Fariz mengacak rambutnya. Lalu mengusap wajah kasar menatap kepergian Ashel. Kok ya di momen yang pas banget itu tukang ojek lewat? Pikirnya. “Fariz!” Fariz menoleh mendengar panggilan dari arah belakang. Ia menatap Ayesha yang tengah menatapnya sayu. “Fariz, jadi benar kau masih sangat mencintaiku?” Fariz mengalihkan pandangannya dari mata Ayesha yang indah. “Jangan bicara apapun, Yesha. Aku nggak ingin mendengar apapun,” potong Fariz. Perasaannya mendadak kacau setelah mendengar kata-kata Ashel tadi. Kata-kata Ashel menusuk hatinya. Semua yang dikatakan Ashel benar, Fariz tidak punya alasan laagi untuk membela diri. Ia memang bersalah. Kini justru hatinya yang lumpuh mendengar semua keterangan Ashel. “Pulanglah! Reihan pasti menunggu kepulanganmu.” “Nggak apa-apa kalau

