“Sampai detik ini aku bahkan nggak yakin kalau kau pernah dia sentuh,” lanjut Ben dengan seringaian mengerikan. “Aku bisa kok lebih kuat dari suamimu. Aku bisa puasin kamu. Punyaku gede. Kalau nggak percaya, kamu boleh cobain. Satu jam baru ngences. Semaleman bisa sampe lima atau tujuh trip. Kujamin kau puas. Mau?” Ashel tersentak. Wajahnya langsung memerah. Mana kopi panas? Mana sambal? Ashel ingin sekali menyambar secangkir kopi panas atau semangkuk sambal dan menyiramkannya ke wajah Ben. Rasanya tak sudi melayani pembicaraan menjijikkan. “Minggir! Singgkirkan kakimu!” gertak Ashel. “Aku belum selesai bicara,” kata Ben dan menggenggam tangan Ashel. Ashel menghentakkan tangannya, namun tidak terlepas. Genggaman Ben begitu kuat. “Lepas!” seru Ashel dengan suara ter

