Ashel menyilangkan tangan di d**a menatap Fariz yang mengacak-acak isi lemari. Tentu saja isi lemari kosong, uang belanja tidak cukup, hanya itu alasannya. Hati Ashel terasa ngilu menyadari kalau uang belanjanya selama ini hanya sedikit, dia seperti tidak dianggap oleh Fariz. Hidup menjadi istri si kaya, tapi tidak dianggap. Apa enaknya? Puufffth... “Maaf kalau aku nggak bisa nyediain makanan yang kamu inginkan.” Dalam posisi membelakangi Ashel, Fariz mengerutkan dahi. Dia merasa sedang disindir. Dia yakin, lemari tempat menyimpan stok bahan makanan terlihat miris karena uang belanja tidak cukup. Fariz memutar tubuh hingga kini berhadapan dengan Ashel. “Shel, maaf kalau uang belanja yang kukasih ke kamu nggak cukup. Atau bahkan mungkin aku suka telat ngasih. Kamu tinggal min

