Tubuh Kenzo kaku di depan sebuah kaca besar yang ada di dalamnya. Dia terus melihat ke arah dalam ruangan dengan tatapan yang sendu. Air matanya menetes saat pria muda itu mengedipkan matanya. Hatinya terasa sakit melihat sang istri tengah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. “Ken, masuk dulu. Biar aku panggilin dokter yang tanganin Kanaya,” ucap Andre pelan sambil menepuk pundak sahabatnya. “Aku juga boleh masuk?” tanya Ivan yang juga ingin tahu keadaan istri sahabatnya. “Biar Kenzo dulu ya. Dia butuh waktu ama istrinya.” Andre melihat ke arah Kenzo yang masih berdiri membatu. “Ken, masuklah dulu.” “Iya Ken, masuk aja. Kanaya dari tadi nyariin kamu,” ucap Bu Asih sambil terisak. Kenzo mengusap air matanya yang menetes tanpa pemberitahuan itu. Entah kapan terakhir kali dia me