Suasana meja makan siang ini sangat sepi. Tidak ada interaksi antara Kanaya dan Kenzo. Bu Asih yang juga ikut duduk di sana hanya bisa melihat ke arah kedua orang itu secara bergantian. Meski Kanaya sempat melayani Kenzo makan layaknya pasangan suami istri, tapi tetap saja atmosfer yang terbentuk terlalu dingin. Mereka hanya sibuk dengan makanan dan pikiran mereka sendiri. “Hem hem.” Kenzo berdehem lalu meletakkan alat makannya. “Nay,” panggil Kenzo sambil melihat ke arah Kanaya yang duduk di dekatnya. “Apa?” tanya Kanaya ingin tahu alasan Kenzo memanggilnya. “Nay, kapan kamu siap ketemu sama papa aku?” tanya Kenzo berharap ini adalah waktu yang tepat untuk dia bertanya pada istrinya. “Ketemu papa kamu? Apa ... apa ini gak terlalu cepet?” Kanaya sedikit meragu. “Aku cuma pengen masa