Mata Kanaya bergetar saat dia melihat ada sosok yang paling dia benci ada di hadapannya. Bukan hanya di hadapannya, tapi juga ada di jarak yang sangat dekat dengan dia. Kanaya mengepalkan tangannya saat dia melihat senyum mengembang di wajah menjijikkan itu. Ingin sekali rasanya dia menghantam wajah itu dengan tangannya, untuk melampiaskan rasa kesalnya. “Jadi, kamu yang udah tukar baju aku?” ucap Kanaya kesal. “Emang kenapa?” Dilan melihat ke arah Kanaya yang ada di depannya. “Baju itu cocok banget buat kamu. Tukang jual diri,” jawab Dilan sambil menyeringai. “b******k kamu, Dilan!” geram Kanaya sambil berusaha meninju wajah pembunuh ayahnya itu. Tapi tentu saja gerakan Kanaya bisa dengan mudah ditangkap oleh Dilan yang posturnya jauh lebih tinggi dari Kanaya. Dia meremas pergelangan