“Kanaya.”
Suara Kenzo terdengar bergetar saat dia memanggil nama istrinya. Dia mendekati Kanaya yang sedang terbaring dengan selang infus menancap di tangannya.
Kenzo menatap wajah lesu Kanaya yang tampak lebih tirus, menandakan kalau wanita itu selama ini pasti hidup kesusahan. Belum lagi pakaian Kanaya yang terlihat sangat lusuh, membuat Kenzo tidak tega menatap wanita itu.
Pandangan Kenzo beralih pada perut Kanaya. Ya, perut wanita itu tampak membuncit. Tanoa sadar, air mata Kenzo menetes tanpa bisa lagi dia cegah.
“Ken, Kanaya hamil?” tanya Ivan yang juga kaget dengan keadaan Kanaya.
“Aku akan cari dokternya.” Andre segera pergi meninggalkan kamar Kanaya untuk mendapatkan keterangan jelas tentang keadaan Kanaya.
Kenzo yang masih sangat kaget dengan keadaan Kanaya, tidak bisa berk
