Arletha masih berdiam diri di dalam mobil meski sambungan telepon dengan River telah berakhir. Matanya menatap kosong ke depan, seperti sedang kehilangan arah. Raut wajahnya pun sendu, seakan ada begitu banyak beban di pundaknya. Jelas saja ia bersikap seperti ini, mengingat apa yang sudah terjadi. Dan ia juga tidak tahu, perkataan tegas apa yang akan Andra berikan atas hubungannya bersama River. Suara ketukan pada kaca mobil membuyarkan lamunan Arletha. Ia terkesiap saat wajah sang nenek, berada begitu dekat dengannya. Menatap cemas ke dalam mobil, dan juga sorot matanya yang mengandung tanda tanya. “Oma,” sapa Arletha. Ia segera membuka pintu dan menghampiri Nuri. “Ada apa, Oma?” “Kok ada apa? Harusnya Oma yang tanya, kenapa kamu melamun di dalam mobil?” Arletha mengulas senyum, demi