Arletha terdiam ketika suara tegas River menginterupis keputusannya. Ia juga terintimidasi oleh tatapan mata tajan pria itu. Ini adalah kali pertama ia mendapati River melontarkan nada tinggi kepadanya. Tentu bukan berniat membentak, tetapi hanya ingin Arletha diam dan mendengar penjelasan pria itu. Pegangan tangan River mulai mengendur, sadar akan sikapnya yang berlebihan. Pria itu pun menghela napas, mencoba mengendalikan emosi yang mungkin membuat Arletha merasa tidak nyaman. Gadis di hadapannya terlalu polos dan sensitif, yang bisa menyebabkan terjadinya lagi salah paham. “Maaf Arletha, saya terlalu berlebihan. Saya nggak ada maksud membentak atau bersikap kasar,” ujar River penuh sesal. Siapa yang tidak luluh jika berhadapan dengan pria yang memiliki kepekaan tinggi seperti River.