Senyum datar Alora mengembang, mempersilahkan Kenan masuk ke dalam. Dia sudah bisa menebak apa yang akan Kenan katakan. Tidak apa, lagipula, dia memang berencana bercerai setelah pulang dari Bandung. Lebih cepat tiga hari, tidak masalah, kan? “Lora … aku.” Perkataan Kenan terhenti saat melihat koper di dekat ranjang masih belum dibuka, seakan sengaja seperti itu agar Alora bisa membawanya pergi sewaktu-waktu.” Kenan menunduk, napasnya tiba-tiba jadi berat, tapi tak lama, dia menengadah, melihat Alora menunggunya bicara. “Ada rumah di daerah Kemang, aku udah suruh notaris ganti pakai namamu. Mobil merah yang kapan hari kamu lihat, aku juga udah beli. Mungkin seminggu lagi dikirim.” Senyum Alora mengembang bersamaan dengan hela napasnya. Hatinya sudah kosong, sudah tidak merasakan sesa