Alora cukup realistis. Dia tidak akan bertahan jika pihak yang lain tidak mempertahankan. Memang untuk apa? Kehadirannya bahkan tidak lebih berharga dari orang lain, yang katanya menjadi penyelamat. Sepanjang perjalanan menuju Bandung, Kenan cukup aktif mengajak Alora ngobrol, tapi wanita itu hanya menanggapi datar. Tidak ada antusiasme seperti yang sudah-sudah. Bahkan dia berpura-pura tidur agar Kenan berhenti mengoceh. Ya, bagaimana, hatinya sudah mati. Alora setuju juga karena ingin menghabiskan waktunya dalam keheningan. Berharap suasana Bandung bisa mengangsurkan perasaannya, sekalian, menjadi reuni terakhir bersama Kenan. Namun siapa yang menduga, keinginannya kandas begitu sampai di hotel. “Loh, kalian … ngapain? Katanya ke Maldive?” Pertanyaan itu terlontar dari mulut Anna